Sekolah maqam tertinggi


Sekolah seperti apakah yang memiliki maqam tertinggi? 

“Sekolah yang ketika menerima siswa tidak menjadikan seperangkat test seleksi sebagai penentu diterima atau tidaknya sang siswa. Test yang penting adalah test denyut nadi. Jika ada denyut nadinya maka ia diterima. Selain denyut nadi parameter lainnya adalah jumlah kursi yang tersedia di ruang kelas. Itulah sekolah dengan maqam tertinggi” Munif Chatib.


Pernyataan diatas sangat paradoks dengan realita yang ada. Banyak sekolah berlabel unggul, teladan, bahkan berstandar internasional tapi siswa yang masuk ke sekolah tersebut harus melalui test-test seleksi yang sangat ketat dengan sistem gugur. Hanya yang ranking teratas sampai batas yang ditentukan saja yang akan diterima menjadi siswanya. Sehingga bisa dipastikan input atau siswa yang masuk ke sekolah tersebut hanya yang pintar secara akademis dan berhasil mengerjakan soal-soal test tertulis atau paper test dengan nilai terbaik. Sementara yang tidak bisa mengerjakan test akan tersisih.

Sungguh sekolah yang siap menerima anak siswa dalam kondisi apapun itulah yang layak menjadi sekolah maqam atau level tertinggi. Dalam hal ini pemerintah sudah menfasilitasi agar sekolah-sekolah di negeri kita ini menjadi sekolah level tertinggi, salah satunya dengan Permendiknas No. 70 tahun 2009 tentang maklumat sekolah inklusi. Yaitu sekolah reguler atau umum yang siap menerima siswa yang teridentifikasi berkebutuhan khusus. Inilah sekolah maqam tertinggi itu.

Di tahun kedua ini, SD Juara Semarang sudah menerima beberapa siswa berkebutuhan khusus. Diantaranya ada yang autis, grahita, dan gangguan wicara. Meski belum ada guru pendamping khusus maupun tenaga khusus sekelas psikolog di satu semester ini sudah terlihat perkembangan yang cukup menyenangkan. Hal ini tidak saja yang terlihat di sang anak, tapi juga berdasar testimoni orangtua mereka. “Alhamdulillah setelah disini akhlaq mas Ruby lebih baik”, komentar orangtua Ruby siswa kelas III yang katanya autis. Ada 7 siswa kami yang istimewa. Para guru menyebut mereka dengan sebutan ‘black pearl’ yang artinya mutiara hitam yang konon lebih mahal dari mutiara putih.

Dengan kondisi tersebut diatas bukan berarti kami mengklaim sebagai sekolah maqam tertinggi, namun setidaknya kami berusaha menuju kesana. Dan kami mengajak ke semua sekolah seyogyanya siap menjadi sekolah maqam tertinggi yang mau menerima semua anak dengan segala kondisinya. Dari pengalaman yang kami alami sebenarnya semua anak termasuk yang berkebutuhan khusus hanya butuh dari kita menyediakan lingkungan yang kondusif bagi mereka tumbuh berkembang secara fisik maupun psikologis. Kita hanya perlu menfasilitasi mereka saja. Maka mereka sendiri yang akan memproses dirinya dan menemukan dirinya. Dengan pemikiran seperti ini maka akan ada optimis kita mampu menuju sekolah inklusi atau sekolah dengan maqam tertinggi.

0 Komentar